Solo Exhibition by Alib Isa
15-16 September 2015
Ruang Atas, Mojosongo
Jawa Tengah
“Solate
dijogo, liyane kejogo.”
Kutipan kalimat tersebut hadir melalui
goresan pena Alib Isa dalam pameran SO.LA.TE. Pembukaan pameran tersebut berlangsung
mulai pukul 19.30 WIB di Ruang Atas, Mojosongo, Selasa (15/09). Puluhan orang nampak
antusias untuk mengamati dan mengapresiasi karya hand lettering tersebut.
Selain pembukaan pameran, terdapat
pula artist talk yang berlangsung
mulai pukul 20:30 WIB. Solechan, selaku moderator, mengawali artist talk dengan menjelaskan tentang sejarah
hand lettering dan judul pameran. SO.LA.TE
sendiri memiliki dua arti. SO.LA.TE dapat dibaca so late (bahasa inggris) yang berarti sangat terlambat atau sudah
terlambat, juga dapat dibaca solat’e
(bahasa jawa) yang berarti solatnya. “Kita mengingatkan kepada diri pribadi,
yang muslim, kewajiban yang satu ini tidak boleh ditinggalkan, sebelum akhirnya
terlambat,” ujar Alib Isa.
Ada banyak pengalaman dari Alib Isa
yang ia bagi kepada peserta artist talk.
Mulai dari proses pencarian ide, titik balik dalam hidup, idola, hingga tentang
menjaga perilaku di sosial media. Alib Isa yang pernah kuliah Bahasa Arab di LIPIA Jakarta ini mengaku
bahwa proses berkaryanya tak jauh dari prinsip ATM yang berarti amati, tiru,
dan modifikasi. Sering mengamati akun instagram yang berisi kumpulan
karya-karya juga ia lakukan untuk memancing ide baru.
Sebagai pengguna aktif akun instagram,
ia berusaha untuk tetap konsisten dalam berkarya. “Kita ingin dikenal sebagai
apa? Kalau ingin dikenal sebagai illustrator,
ya profil kita ya seperti itu. Kalo ingin dikenal sebagai artist lettering, ya kita tampilkan,” sahut Alib Isa. Begitu pula
ketika membuat portofolio dalam berkarya. Ia mengibaratkan membuat portofolio
seperti membuat mercusuar dan klien
adalah kapal. Semakin tinggi mercusuar, cahaya akan semakin jauh. Dengan
kualitas karya yang bagus, lampu mercusuar yang bagus, kapal akan bisa menuju ke
arah mencusuar tersebut.
Malam semakin larut, jarum jam mulai
menunjukkan pukul 21:30 WIB, sesi tanya-jawab dalam artist talk diakhiri oleh Solechan dengan sebuah quote tentang waktu. “Waktu itu seperti
pedang, kalau kita tidak bisa menggunakannya malah akan melukai diri kita sendiri.”
Pameran yang sungguh menarik, membicarakan
tentang waktu, so late, solat’e, lettering, sosial media, dsb. Ngomong-ngomong tentang SO.LA.TE,
saya jadi teringat kalimat, “Aku gapapa kamu tinggalin, asal solat nggak
pernah kamu tinggal.” –anonim
Iya, “Solate dijogo, liyane kejogo.”
Amin,
berkah dalem.
Solate. Bekerja dan Berdoa.
A for Alib.
Karya Alib Isa.
Teman-teman dari komunitas Belmen (Belajar Menulis). Setiap pengunjung pameran yang menuliskan namanya di daftar buku mendapatkan kenang-kenangan berupa hand lettering kece karya teman-teman Belmen. Thanks, Belmen!
Dari kiri ke kanan ada Alib Isa, Solechan, dan Wahyu Eko Prasetyo
SO.LA.TE
Ah yaa, hari ini Rabu (16/09) ada live perform hand lettering dari Belmen Surakarta, stand by mulai pukul 10:00-22:00 WIB. Silahkan bagi yang ingin hadir, bisa langsung meluncur ke Ruang Atas di Ngemplak Sutan RT 01/RW 37, Mojosongo, Solo. Gang pertama kampus 2 ISI Surakarta, masuk 150 meter, kiri jalan.
Pameran yang ciamik. Ulasan yang menarik.
ReplyDeleteMalam ini datang lagi ya Mbak Regina.
Berkah Dalem.
Terima kasih sudah berkunjung, mas wen. Berkah dalem :)
Delete