Mencari Kehangatan dalam Semangkuk Soto


Kepopuleran soto dalam daftar kuliner di Indonesia tidak diragukan lagi. Masyarakat Indonesia mengenal soto sebagai salah satu makanan yang cukup digemari. Dikutip dari blog peta kuliner Jakarta, konon soto berasal dari makanan Cina yang bernama caudo. Makanan tersebut kali pertama populer di Semarang dan lambat laun menyebar di berbagai daerah lainnya. Penyebutan caudo pun berubah menjadi soto, sementara di daerah lain ada yang menyebutnya coto, tauto, dan sauto.

Indonesia memiliki beragam jenis soto yang berbeda-beda di setiap daerah. Seperti Soto Medan, Soto Padang, Soto Lamongan, Soto Banjar, Soto Kudus, Soto Madura, Coto Makassar, dan sebagainya. Di Jawa Tengah, terdapat berbagai macam soto dengan cita rasa yang tiada duanya. Berhubung saya tinggal di Solo, saya akan lebih banyak mengulas soto yang terdapat di daerah ini.

Di Solo, cukup mudah untuk menemukan tempat makan yang menjual soto sebagai menu utama. Soto yang cukup terkenal di Solo adalah Soto Triwindu. Masyarakat menyebutnya sebagai soto legendaris karena telah bediri sejak 1939 dan menggunakan resep turun temurun yang masih dipertahankan hingga kini.

Semangkuk Soto Triwindu berisi nasi, tauge segar, irisan daging sapi, dan kuah kaldu bening. Terdapat pula tempe, bakwan udang, paru goreng, lidah goreng, dan lentho sebagai pelengkap hidangan. Soto Triwindu buka mulai pukul 05.30 sampai 15.00 WIB. Cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp 10.000 sampai Rp 15.000, pengunjung sudah bisa merasakan soto legendaris Kota Solo.

Lain lagi dengan Soto Gerabah. Seperti namanya, Soto Gerabah memiliki keunikan tersendiri karena menggunakan peralatan makan yang terbuat dari gerabah. Rasa soto pun terasa lebih nikmat seperti slogan yang digunakan warung soto ini “Soto ayam yang sesoenggoehnya”.

Satu mangkuk Soto Gerabah berisi nasi putih, suiran daging ayam, mihun, dan taburan seledri. Kuah soto terasa manis dengan rasa rempah yang cukup kuat. Karena menggunakan rempah, alhasil kuah soto ini tidak bening. Satu porsi Soto Gerabah dijual dengan harga Rp 8.000. Tak hanya soto, tempat ini juga menyediakan menu lain seperti nasi pecel, nasi goreng, nasi tumpang, nasi kucing, dan berbagai penyetan.

Soto yang beralamat di Jl. Prof. Supomo no 57 ini buka mulai pukul 06.30 sampai 15.00 WIB. Pengunjung yang makan di tempat ini seakan dimanjakan dengan suasana ala ala Jawa tempo dulu. Ornamen yang banyak menggunakan gerabah, ayunan kayu, andong, sumur kecil, dsb. Nikmat sekali.

Satu lagi rekomendasi soto di Kota Solo, Soto Rempah. Warung soto ini terletak di pertigaan dekat Hotel Sahid Kusuma dan SMP Kanisius. Satu mangkok Soto Rempah berisi nasi putih, daging sapi/ayam, tauge, kentang yang diiris tipis, dan taburan seledri.  Satu mangkok soto ukuran kecil seharga Rp 6.000, sementara mangkok besar Rp 9.000.

Sebenarnya masih banyak soto yang segar dan enak di Kota Solo. Seperti Soto Gading, Soto Mbok Giyem, Soto Trisakti, Soto Sawah, Soto Kwali, dsb. Begitu pula di daerah lain di Jawa Tengah. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri, namun kesegaran dan kenikmatannya tetap juara di hati. Mari mencari kehangatan dalam semangkuk soto..[]

Yuk, Visit Jawa Tengah!

Comments

  1. Sesekali kalo pas main ke Semarang, jelajahi warung-warung sotonya juga, Kak. Ngga kalah seger sama soto-soto di Solo. Hihihi ..

    Tulisan yang menarik, Kak, salam kenaall .. :)

    #BerbagiLewatKata | www.noerazhka.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah, boleh tuh. Pernahya baru ke soto Kudus ehehe.. Salam kenal juga yaa :)

      Delete

Post a Comment