Nona Djawa
Dibalik Rekrutmen Sistem Perbudakan Seksual Militer Jepang di Indonesia 1942-1945
8 - 10 Maret 2013
Balai Soedjatmoko, Solo, Jawa Tengah, Indonesia
Pameran foto - Pemutaran film - Diskusi
Bersamaan dengan hari perempuan internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret, Jejer Wadon mengadakan pameran foto, pemutaran film, dan diskusi dengan tema Ianfu. Ianfu bukan merupakan wanita penghibur seperti persepsi masyarakat kebanyakan, namun mereka adalah korban perbudakan seksual yang dilakukan tentara Jepang pada zaman penjajahan dulu.
Foto foto yang ditampilkan sebagian besar menyentuh perasaan saya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan wanita pada zaman dahulu. Remaja wanita dipaksa untuk melayani nafsu para tentara Jepang dan itu dilakukan bukan hanya satu sampai dua orang, bahkan bisa lebih dari itu.
Salah satu kisah yang saya baca adalah kisah Umi Kulsum. Ketika itu ia berumur 10 tahun, ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Ia biasa mengantar makanan dan mengambil pakaian kotor kedua kakaknya Otih (17) dan Ismaya (15) yang ditawan tentara Jepang di dalam ianjo.
Ia tidak merasa khawatir untuk mengunjungi kakaknya karena ia masih kecil dan bukan merupakan target untuk dimasukkan ke dalam ianjo. Suatu ketika ia dipanggil oleh tentara Jepang, ia mengira ia akan diberi uang jajan namun bukan itu. Ia digiring ke sebuah kamar dan ia diperkosa bergantian oleh dua orang tentara Jepang. Ia hanya bisa menangis kala itu.
Kini tahun 2013 sudah tidak terdapat lagi tentara Jepang yang berbuat seperti itu karena Indonesia sudah merdeka dan bebas dari penjajah. Namun apakah lantas tidak ada lagi kasus seperti itu. Banyak. Masih banyak terjadi. Perkosaan dan pelecehan terhadap wanita masih terjadi di negara ini. Hargailah wanita, hargailah orang lain. Kita sama sama hidup di dunia. Hidup tenang dan damai gitu kenapa sih ah? Stop perkosaan. Stop pelecehan. Stop pembunuhan. Stop mutilasi. Titik.
Selamat hari wanita internasional!
Comments
Post a Comment